Selasa, 14 April 2009

Riwayat SHterate





Sejarah PSHT Manusia dapat dihancurkan Manusia dapat dimatikanakan tetapi manusia tidak dapat dikalahkanselama manusia itu setia pada hatinyaatau ber-SH pada dirinya sendiriFalsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada "persaudaraan" yang kekal dan abadi.Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini - red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda - karena atasan beliau saat itu banyak yangasli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan "Harta Jaya" semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama "Djojo Gendilo Cipto Mulyo".Masuk Sarikat Islam.Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau - KodyaMadiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata "Pencak" hingga tinggal "SH Sport Club". Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.Ditangkap Belanda.Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengandatangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi "SH Terate". Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terateyang semenjak berdirinya berstatus "Perguruan Pencak Silat" dirubah menjadi organisasi "Persaudaraan Setia Hati Terate". Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai "Pahlawan Perintis Kemerdekaan" atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda

JERITAN DARI WARGA PACITAN


"Salam PersaudaraaN"

JERITAN DARI WARGA PACITAN

Betapa sedih dan pilunya HATI kami ketua cabang Mas Drs. Danuri yang kemaren jadi caleg salah satu partai terkuat saat ini telah membuat saya dan kemungkinan sebagian besar kadang PersaudaraaN setia Hati TERATE di cabang Pacitan malu dan gak habis pikir. Tanpa non aktif dari kedudukanya sebagai Ketua Cabang PSHT Pacitan Mas Danuri ikut jadi Caleg dan akhirnya kalah telak dan memalukan dengan hanya mengatongi suara kurang dari 500 suara di daerah yang warganya lebih dari 5000 orang. Dan lagi si Mas Drs. Danuri menjanjikan Untuk meberikan suara pada beberapa caleg di Dapil I Kabupaten Pacitan dengan syarat caleg tesebut memberikan sejumlah uang yang ditentukan nominalnya oleh Mas Drs. Danuri sendiri, ia berjanji untuk mengerahkan semua masa dan elemen PersaudaraaN setia Hati TERATE untuk mendukung caleg-caleg tersebut , jika permintanaan Mas Drs. Danuri telah disepakati dan nominalnya pun cocok. Tapi pada kenyataanya semuanya bohong wong dia untuk meraih angka 500 pemilih untuk dirinya sendiri saja gak mampu.

Dan tanggal 18 nanti akan mengumpulkan semua warga baru dalam acara yang diadakan oleh cabang. Acara tersebut adalah syukuran dan pembagian KTA Di gedung GASIBU depan Alun-Alun Pacitan. Cabang juga mengumumkan jika acara tesebut akan di hadiri oleh Mas Tarmadji Bhudiharsono, SE. Tapi pada kenyataan ya acara tersebut bukan acara PersaudaraaN setia Hati TERATE melainkan acara sosialisasi TIM sukses Pilpres Dari salah satu Partai Politik Terbesar Di Indonesia saat ini yaitu acara TIM sukses JARINGAN NUSANTARA. Dan kami menduga dan membaca tujuan acara itu adalah penyelamatan muka mas Danuri depan Partainya dengan mengerahkan masa. Salah kaprah lagi.

Mau dibawa kemana PersaudaraaN setia Hati TERATE nantinya jika para Eliti PersaudaraaN setia Hati TERATE berbuat sepeti ini. Sudah jelas PersaudaraaN setia Hati TERATE bukan organisasi politik dan tidak condong ke partai politik manapun. Apa mereka semua gak pernah baca AD ART apa mereka sudah lupa, atau sengaja dilupakan? Kami tidak habis piker. Apa yang mereka pikirkan.

MOHON TANGGAPANYA……………………………………………………………………………………………………………………………

Kami sangat senag dan bangga jika masih ada yang perduli dan mau ikut berpikir untuk kemajuan, dan ikut menyelamatkan roh PersaudaraaN Setia Hati Terate. Mari kita kembali Ke KeSHan. Mari kita bersama meluruskan PersaudaraaN Setia Hati Terate yang telah dibelokan arahnya dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk semua warga pacitan khususnya silahkan berkoordinasi dengan ranting masing-masing